Sabtu, 27 Agustus 2011

Kapan yaa harapan itu terwujud

Mungkin terlalu banyak hal duniawi yang menyibukkan diri.. Padahal bukan itu yang dicari.. Melihat rumahtangga secara duniawi, tak seindah memandangnya dr segi ukhrowi.. Rumah tangga yg landasannya ukhrowi pasti lebih indah. Salut, melihat mereka pasangan suami istri yang tak pernah ketinggalan tahajud berjamaah, tilawah bersama, dan melantunkan almatsurat bersama setiap pagi.. Kalo bangun tidur ga harus dipaksa paksa.. Mungkin itulah salahsatu fungsi rumahtangga, menumbuhkan kedewasaan,, jangan sampai sebelum nikah sama setelah nikah sama aja. Atau bahkan mungkin malah lebih parah..

Harus banyak merenungi diri nampaknya..

Lagi kapok ceritanya..

Senin, 22 Agustus 2011

Ikhlaskan takdirmu dan raihlah surga-Nya

Walid bin 'Ubbadah datang menghadap ayahnya,'Ubbadah bin Shamit yg sdang sakit&menjelang kematianya. Ia berkata "Ayah, berwasiatlah kpadaku dan bersungguh-sungguhlah."
'Ubbadah pun duduk seraya berkata:"Anakku, sesungguhnya kamu tidak akan merasakan manisnya iman dan tidak akan sampai kpd hakikat keimanan, sehingga kamu beriman kpada baik dan buruknya takdir".
ebenernya masih ada lanjutan percakapannya kang.
Walid berkata:"ayah bagaimana cara untuk mengetahui baik dan buruknya takdir Allah?"
'Ubbadah menjawab:"Kamu telah mengetahui bahwa apa yang membuatmu salah maka belum tentu akan menjadi musibah bagimu, dan apa yang telah menimpamu belum tentu akan membuatmu salah. Aku pernah mendengan Rasulullah saw bersabda,
'yang mula-mula diciptakan Allah adalah pena. Allah berfirman kpada pena, berjalanlah! Maka pena itu pun menulis takdir terhadap hamba-hamba Allah sampai hari kiamat. Jika kamu mati tidak dalam keadaan beriman kpada takdir, niscaya kamu akan masuk neraka'(HR Abu Dawud)"

Rabu, 10 Agustus 2011

Mari belajar Berbagi . . .


Sahabat, tidak sedikit di antara kita yang dapat memilih menu sahur maupun berbuka. Tak sedikit pula berbagai santapan lezat dijual di sekitar kita. Aneka hidangan yang lengkap akan unsur 4 sehat 5 sempurna tiap hari tersaji di meja makan kita. Terkadang, sebagian dari kita bahkan ada yang kecewa karena menu favoritnya belum tersedia. Namun, tetaplah bersyukur atas itu semua..

Sahabat, cobalah kita perhatikan saudara kita di Somalia.. Negeri di tanduk Afrika yang berpenduduk mayoritas Muslim itu, kini menghadapi wabah kelaparan. Sekitar 11 juta jiwa rakyat Somalia terancam mati dan 4 juta jiwa mengalami kelaparan. Ramadhan ini tidak ada makanan yang bertebar menjelang berbuka di pasar-pasar, di jalan-jalan, dan di seputar tempat ibadah. Tak ada sahur, dan berbuka puasa pun tidak ada makanan. Mereka harus menunggu sampai agak malam, karena pada saat itulah makanan kering baru dibagikan.

Sahabat, mari bantu saudara kita di sana. Sekecil apapun, insyaallah sangat berarti untuk mereka.

***

Bantuan dapat sahabat salurkan melalui :

Sekretariat Jama'ah Shalahuddin UGM

di Sayap Selatan Masjid Kampus UGM

maupun transfer ke Bank Mandiri Syariah

dg no.rekening 0307 098 846

a.n. Mita QQ JS UGM

CP : 085235396568 (arif)

***

Bukalah mata dan telinga kita,

kemudian lihatlah dunia!

Ini nyata,

ada di Somalia..

Inilah sebagian kecil potret kehidupan..

by : FSLDK Nasional

Senin, 08 Agustus 2011

Hari Hari Mendatang Anak Kita

Kalau hari ini kita masih ingat agama, dan merelakan keringat kita di jalan-Nya, maka itu boleh jadi bukan keberhasilan kita. Jika hari ini kita mengingat tanggungjawab kita maka sangat mungkin bukan karena kebaikan yang sepenuhnya lahir dari kesadaran kita, melainkan justru terutama orangtua kita. Mereka menanam benih benih nya, lalu tumbuh mengakar didada kita. Atau para guru kita yang tulus menyemainya, lalu Allah kokohkan dalam hati kita..

Betapa tak berguna kebanggaan terhadap kretifitas dan kecerdasan anak, ketika mereka tidak tahu jalan hidup yang harus ditempuh. Bahkan ilmu agama yang tinggi pun akan sia sia jika mereka tak punya harga diri yang bersih serta tujuan hidup yang pasti. Betapa banyak anak anak yang memiliki keluasan ilmu agama, tetapi karena kita salah menanamkan tujuan, mereka justru menjadi pembawa kesesatan dengan ilmu yang ada pada dirinya.

"dan sesungguhnya setiap orang hanya memperoleh apa yang ia niatkan. Barang siapa yang hijrahnya (diniatkan) kepada Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa hijrahnya (diniatkan) kepada dunia yang ingin diraihnya, maka nilai hijrahnya adalah kepada apa yang menjadi tujuan hijrahnya itu." (H.r. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi dan an-Nasa'i).

Banyak orangtua yang berhasil mendidik anaknya bukan karena kepandaian mendidik anak, tetapi karena doa doa mereka yang tulus. Banyak orangtua yang caranya mendidik salah dari sudut pandang psikologi, tetapi anak anaknya tumbuh menjadi penyejuk mata yang membawa kebaikan karena besarnya harapan orangtua. Di antara mereka ada yang selalu membasahi penghujung malam dengan air mata untuk merintih kepada Allah, diantara mereka ada pula yang menyertai langkah langkahnya dengan niat yang lurus dan bersih.

Seorang ibu rela menyedekahkan harta karena mengharap ridha Allah dan penjagaan iman atas anak anak nya, lalu Allah tegakkan dinding di hati anak sehingga tak terjangkau oleh kerusakan yang ada di sekitarnya. Boleh jadi seorang istri bersikeras meminta suaminya menyucikan harta, lalu Allah sucikan hati anak anak mereka dari keruhnya hati dan kotornya pikiran. Boleh jadi ada bapak bapak yang sibuk dengan perkara yang seakan tak bersentuhan dengan agama, tetapi ssungguhnya ia sedang menolong agama Allah, sehingga Allah berikan pertolongan kepada mereka dengan jalan yang tak terduga.

"Hai orang orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, pasti dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS Muhammad : 7)

Ya Allah alangkah masih sering lalai hati hati kita. Berbuat tanpa berniat. Bahkan di saat kita sedang sibuk berbicara agama pun, yang memenuhi hati seringkali bukan niat yang bersih. Akibatnya hati kita risau dan jiwa kita gelisah. Alih alih membincangkan agama,, yang ada justru perdebatan yang mengeraskan hati.

Astaghfirullahal'azhiim Laa haula walaa quwwata illa billlaah.


Semoga Allah mengampuni kelalaian kita. Semoga pula Allah menggerakkan hati kita untuk lebih mengingat-Nya, sehingga apapun yang kita kerjakan mempunyai nilai di hadapan Allah dan bisa menjadi bekal pulang ke akhirat.

Orang orang yang dahulu berteriak lantang, sekarang mungkin sudah tinggal tulang belulang. Anak anak yang dulu lucu lucu, sekarang mungkin sudah menjadi penyejuk kalbu dan membawa haru karena tulusnya perjuangan mereka. Tetapi sebagian lagi mungkin justru menjadi penyebab air mata pilu para orangtua. Anak anak yang dulu mengeja a-ba-ta-tsa, sekarang mungkin sedang aktif berdakwah. Masa berganti, zaman bertukar, hanya hukum Allah yang tak pernah berubah, meskipun kita menggantinya setiap saat.

Ingat nasihat Ali bin Abi Thalib karaamallahu wajhahu, kita didik anak anak kita untuk sebuah zaman yang bukan zaman kita. Terserah mereka akan jadi apa, yang penting akidah, iman, dan komitmen mereka sama dengan kita atau lebih teguh lagi..

Allah SWT mengingatkan,
"Dan hndaklah orang orang pada takut kalau kalau di belakang hari mereka meninggalkan keturunan yang lemah, dan mencemaskan (merasa ketakutan) akan mereka. Maka bertakwalah kepada Allah dan berkatalah dengan qaulan sadidan (perkataan yang benar)." (QS An-Nisa : 9)

Takwa dan berbicara dengan perkataan yang benar. Inilah dua hal yang amat sederhana, tetapi butuh perjuangan yang tak pernah usai.. Seperti anak anak kita kelak, setiap saat bertarung pada diri kita bisikkan bisikkan kepada kesesatan dan bisikkan bisikkan takwa. Fa alhamahaa fujuurahaa wataqwaahaa. Di hati kitalah semua bertarung.

Ya, dua hal itulah yang kita harapkan menjadi bekal bagi anak anak kita kelak. Bukan psikologi, bukan sosiologi.

Semoga Allah kuatkan iman kita dan memperjalankan kita dalam takwa kepada-Nya. Semoga setiap langkah kita senantiasa berata diatas niatyang kokon dan tujuan yang baik serta membawa kepada ridha-Nya dan meninggalkan bekas di hati anak anak dan keturunan kita, sehingga mereka senantiasa memenangka bisikkan takwanya.

Selebihnya, ada banyak hal yang harus kita benahi. Tentang iman kita. Tentang ilmu kita. Juga tentang amal amal kita.

Kepada Allah kita menggantungkan harapan. Hari hari kedepan anak kita, di tengah tantangan yang semakin menakutkan, semoga dapat memberi bobot kepada bumi dengat kalimat laa ilaaha illallaah. Semoga Allah memperjalankan mereka sebagai penolong penolong-Nya. Allahumma aamiin..




Kutipan dari buku "Saat Berharga untuk Anak kita" by Ustadz Fauzil Adhim

Terkadang merasa "Itu bukan duniaku"



Hemh merenung kembali sisi sisi bagian hidup baru
Mana yang sekiranya bisa kumasuki
walau kadang ada karakter yang berbenturan
Bahkan mungkin hal yang tak kusuka

Inilah sisi sisi bagian hidup baru sekitarku
Meski belum bisa memasukinya
Entahlah bisakah mejadi bagiannya secara utuh
atau mempertahankan karakter ini

Mungkin aku egois, mungkin karena sikapku terlalu serius
Tapi sungguh tak terbiasa dengan candaan tak bermanfaat
Tak terbiasa dengan perbincangan aneh
Tak terbiasa dengan hal hal yang dirasa tiada makna
hemh karena kesungguhan tak tercermin pada hal kecil itu

ya Allah andai ini adalah sisi bagian hidupku yang baru,
yang harus ku syukuri...
maka satu pintaku, kuatkan, dan jaga aku dalam setiap kebaikannya
jauhi aku dari segala keburukannya
Lindungi aku dalam setiap langkah langkahnya

Tiada kasih sayang terbaik selain dari-Mu ya Rabb...

Selasa, 02 Agustus 2011

Harapan dan Permohonan



Balebat Ramadhan tos ngahiap, nganteur ngalangkang catetan amal nu manglipat ganda...
bilih aya luhur saur bahe carek, reka basa nu pasalia, janji nu teu pasini, laku lampah nu teu merenah, tur dugi ngaraheutkeun kana manah, paneda sihapunteun tina samudaya kalepatan lahir sinareng bathin. Hapunten ka baraya sadayana ^_^.

Senin, 01 Agustus 2011

Do'aku untuk seorang ikhwan



Ya Allah...
Saat ini aku berdoa untuk seorang laki-laki yang telah menjadi bagian dari hidupku
Laki-laki yang menempatkan aku disebagian hatinya
Aku rela dan ikhlas ...bahkan aku sangat berbahagia
Karena yang paling utama adalah kecintaanya kepada Engkau ya Rabb

Ya Allah...
Dia bisa membuatku menjadi seorang wanita seutuhnya jika berada disebelahnya
Dia tidak hanya mencintaiku tapi juga menghormati aku
Dia tidak hanya mengasihi aku tapi juga mengingatkan aku jika aku bersalah

Ya Allah...
Dia memang bukan laki-laki yang sempurna
Karena disetiap langkahnya dia selalu membutuhkan dukungan
Karena dikehidupannya dia selalu membutuhkan do'a
Tapi justru itulah yang membuatku selalu bahagia berada disampingnya

Ya Allah....
Hari ini sisa usianya berkurang satu tahun lagi
Ijinkan aku selalu bersamanya dan selalu mendampinginya
Supaya kami bisa bersama-sama saling mendukung
Dalam melangkah meraih RidhoMu

Ya Allah
jadikan aku pelindung baginya
biarkan wajahku menjadi kesenangan baginya
jadikan mataku sebagai keteduhan baginya
Jadikan pundakku sebagai tempat keresahan baginya
buat setiap perkataanku menjadi kesejukkan baginya
biarkan setiap pelukanku menjadi jalan untuk lebih mendekat pada-Mu
jadikan sentuhanku sebagai perekat cinta kepada-Mu
jadikan setiap pertemuan kami agar kami semakin bersyukur kepada-Mu


Aamiin


Baarakallahu fii umrik ay ^_^.

Suami Sholeh, harta yang paling berharga buat Istri




Buat seorang wanita, harta yang paling berharga didalam hidup ini adalah seorang suami yang sholeh. Kepadanyalah, seorang istri akan merasakan kebahagian didalam hidupnya dan diakhirat kelak, keberuntunganlah yang akan diterima seorang istri, jika dia mempercayakan hidupnya, memberikan segala cinta, perhatian, dan kasih sayangnya kepada suami yang sholeh. Karena didirinyalah, seorang istri akan mendapatkan apa yang didambanya: Ketenangan, keteduhan, kedamaian, perlindungan dan cinta serta sayang.

Suami yang sholeh adalah seorang yang bisa membahagiakan istri dan anaknya, serta keluarganya baik di dunia ini ataupun di akhirat kelak. Seorang suami yang sholeh tidak akan memberi makan istri dan anak-anaknya kecuali dengan harta yang halal.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu menjaga amanah yang diberikan kepadanya. Dan istri adalah amanah yang diberikan kepada seorang laki-laki yang menjadi suaminya.

Suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu memperlakukan istri dan anaknya dengan sifat-sifat yang terpuji, seorang suami yang sholeh akan selalu memperlakukan istrinya dengan sabar, sabar dengan setiap kesalahan-kesalahan istrinya, dan memperlakukan istrinya dengan kelembuatan dan penuh maaf saat istri dipenuhi dengan emosi dan kemarahan.

Suami yang sholeh adalah suami yang mampu menjadi pemimpin didalam rumah tangganya. Seorang suami bagaikan pemerintah didalam rumah tangganya, seorang suami yang sholeh adalah yang mampu memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya didalam pemerintahan yang dipimpinnya, dalam hal ini adalah istrinya.

Seorang suami yang sholeh akan selalu mampu bersikap bijaksana didalam tindakannya, menghargai pendapat istrinya, dan jika terjadi perbedaan pendapat dengan istrinya, dengan sikap terpuji dan penuh cinta kasih menghargai pendapat sang istri, serta mencari titik temu bersama dalam kerangka yang diperintahkan oleh alloh dan mejauhi segala yang dilarang oleh alloh.

Seorang suami yang sholeh akan selalu mampu menjadi teladan terpuji buat istri dan anak-anaknya. Mampu menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan mendidik diri, istri, dan anak-anaknya untuk menapaki jalan-jalan yang menuju keridloan Alloh.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu membuat dirinya, istrinya dan anak-anaknya mencintai ilmu, menguasai ilmu dan mampu mengamalkannya, menjadikan ilmu yang diperolehnya itu bermanfaat bagi bangsa, negara, dan agamanya.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang mampu membuat istrinya dan anak-anaknya tumbuh, dan berkembang menjadi pribadi yang luar biasa serta menapaki tangga-tangga sukses di dunia ini dan akhirat kelak.

Seorang suami yang sholeh adalah seorang suami yang akan selalu menjaga istri dan anaknya dari api neraka.

RENUNGAN KISAH INSPIRATIF